Kia Ose

...just a simple and ordinary blog

Friday, January 26, 2007

Tribute to Mother Theresa


Pagi ini aku mendapat email dari sdr. Don Bosco Doni, yang berisi sebuah slideshow tentang pesan-pesan dan nasihat dari Ibu Theresa. Beberapa kalimat yang bisa saya kutip:
"Jika anda mengasihi seseorang sampai terluka, maka di situ tidak akan ada lagi penderitaan. Hanya cinta."
"Jangan pernah berpikiran bahwa kasih, agar murni maka harus yang luar biasa, yang kita butuhkan adalah mengasihi tanpa pernah merasa lelah."

"Dalam kehidupan ini kita tidak dapat melakukan sesuatu hal yang besar, kita hanya bisa lakukan pekerjaan kecil dengan cinta yang besar"

"Kita butuh mencari Tuhan, dan Dia tidak dapat diketemukan dalam kebisingan dan ketergesaan, Tuhan adalah teman dari ketenangan. Lihatlah pepohonan, bunga, rumput-mereka tumbuh dalam ketenangan, lihatlah bintang, bulan dan matahari-bagaimana mereka bergerak dalam ketenangan... Kita membutuhkan ketenangan agar dapat menyentuh jiwa"


Slideshow tersebut dapat di download di sini.

Tuesday, January 23, 2007

Adonara...

Beberapa informasi tentang Adonara, dapat di baca dari sumber-sumber berikut ini:An outbreak of violence in eastern Adonara, Indonesia, in 1934 karya Robert H. Barnes dari University of Oxford, Inggris. Tulisan ini dimuat dalam jurnal Indonesia and the Malay World vol. 33, issue 95.Outside influences on the music of Nusa Tenggara Timur karya Douglas Myers. Wikipedia, silsilah raja kerajaan Adonara ada juga disini.Citra Adonara oleh Google Earth:













Rekan-rekan yang mempunyai sumber lain, harap diinformasikan.

Monday, January 22, 2007

Bagaimana kita menghadapi cobaan?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya. Dia bertanya mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan. Dia tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya. Dia nyaris menyerah kalah dalam kehidupan.Setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya yang bekerja sebagai tukang masak membawa anaknya itu ke dapur. Dia mengisi tiga buah panci dengan air dan mendidihkannya di atas kompor. Setelah air di dalam ketiga panci tersebut mendidih, dia memasukkan lobak merah ke dalam panci pertama, telur dalam panci kedua, dan serbuk kopi dalam panci terakhir. Dia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.

Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya. Setelah 20 menit, si ayah mematikan api. Dia menyisihkan lobak dan meletakkannya dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya dalam mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lain. Lalu dia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, Nak?"
"Lobak, telur dan kopi", jawab si anak. Ayahnya meminta anaknya memakan lobak itu. Dia melakukannya dan mengakui bahwa lobak itu nikmat. Ayahnya meminta dia mengambil telur itu dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia dapati sebiji telur rebus yang matang. Terakhir, ayahnya meminta untuk minum kopi. Dia tersenyum ketika meminum kopi dengan keharuman aroma. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini,ayah?"

Si ayah, sambil tersenyum menerangkan bahawa ketiga bahan itu telah menghadapi kesulitan yang sama, direbus dalam air dengan api yang panas tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan mudah dimakan. Telur mudah pecah dengan isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut. "Kamu termasuk golongan yang mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau menghadapinya ?

Apakah kamu seperti lobak, telur atau kopi?" tanya ayahnya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita adalah lobak yang kelihatan keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan. Atau, apakah kita adalah telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja cobaan dalam kehidupan akhirnya kita menjadi menjadi keras dan kaku.

Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kita menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Atau adakah kita serbuk kopi? Yang mampu mengubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, menjadi sarana mengubah dirinya mencapai kualitas yang lebih tinggi lagi. Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitar kita juga menjadi semakin baik.

Antara lobak, telur dan kopi, engkau yang mana?

sumber:www.conectique.com

Sunday, January 21, 2007

JanjiMu Seperti Fajar

Pertama kali kudengar lagu ini dinyanyikan oleh Veni tanggal 18 Januari 2007. Liriknya yang sederhana namun mendalam membuatku jadi begitu menyukainya. Berikut lirik lagu karya Afen Hardiyanto yang dipopulerkan Frengky Sihombing, yang bersumber dari

Ketika kuhadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih
Ku tahu ku tak mampu
Ku tahu ku tak sanggup
Hanya Kau Tuhan tempat jawabanku

Aku pun tahu ku tak pernah sendiri
S'bab Kau Allah yang menggendongku
Tangan-mu membelaiku
Cinta-mu memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi

Reff:
Janji-mu seperti fajar pagi hari
Dan tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-mu seperti sungai yang mengalir
Dan ku tahu betapa dalam kasih-Mu


Tertarik? Klik kanan di sini kemudian pilih "Save Target As" untuk download.